Karakter Sinopsis Film Gaya Hidup
lamongan Bojonegoro Tuban Gersik Ngawi
tes sd-sma MTK,B.INDO,B.ing tes sd-sma-smk B.ing tes psikometrika tes ipa
pakde nono Resto Romantis di Jkt Hokben Delivery Bakmi GM Delivery PHD - Pizza Hut
Lirik Lagu Sinopsis Film Gaya Hidup
Liputan 6 berita jakarta Gaya Hidup

Kamis, 21 Juli 2011

Harapku Kepadamu

100 hari tak cukup untukku menjagamu
karna, aku ingin menjagamu selamanya....

1000 abad tak cukup bagiku, untuk merawatmu
karna aku ingin disampingmu selamanya.....

sisa umurku
sisa cintaku,,,, juga kasihku.
selamanya untuk mu.....
aku, teramat sangat berharap bisa mebahagiakanmu,,,
selagi nafasku ada, selagi aku mampu meraih cita2ku
untuk hidup bersamamu.

aku tak berharap banyak dari mu...
hanya cinta, setia, dan kasih sayang sejati, juga kepercayaanmu terhadapku.

semua akan jadi penguat cinta dalam hidupku.

terimakasih,,,
untuk air matamu yang sempat mengalir
saat aku luka.

terimalasih...
untuk senyummu, yang mampu membuatku ceria
saat aku bahagia.

terimakasih..
untuk ikhlasmu, yang telah menjadi penyangga hidupku
saat aku rapuh.

terimakasih jua,,,,
untuk cinta dan sayangmu, yang mampu menjagaku untuk tetap hidup dan semangat.

terimakasih pula untuk do'a mu..
yang mampu memotifasi kesetiaan ini untukmu. selamanya,,,,,,,,,,,

TERIMAKASIH...
telah memlihku menjadi kekasih setia . . . . .untukMU.

DI HATIKU ADA KAMU *AMT*
jangan pergi lagi....

Hanya Kamu

Seindah sketsa senja
ku ukir namamu
disini , ,
* M A J I D *
lima huruf
tertulis diantara
bait-bait puisi cinta . .
Hanya kamu
tak ada yang ku tunggu.^_^
Disini Kusimpan rapi untukmu.,.,

Menggenggam Duri

Ia mencoba membisiki ku akan sesuatu…
Sekelam hatiku dan sedingin jiwaku.
Tertusuk duri seperih-perihnya perasaan.
Membawa rasa yg tiada arti.
Entah kapankah kubisa mengakhiri??
Wajahmu sejuk dan senyummu yg manis.
Namun kian pudar teriris iris.
Torehkan jejak luka yg mendalam.
Pada cinta yg telah kau tanam.

"cintaku hanyalah untukmu".
Kata itu yg masih ada diingatanku.
Terbingkai derita yg telah kau cipta.
Mengalir disetiap nadi yg menyiksa.
Pahit rasanya melihat ketika dia menatapku...
Aroma kebencianmu itu serasa menusukku...
Maafkan atas semua kesalahanku padamu..
Semua itu tak pernah aku rencanakan..

Aku bukanlah wanita,
yang berani menerjang samudera cinta yang luas..
aku hanya sebuah ironi yang bisu..
Yang berusaha masuk dalam elegi hatimu..

Maafkan atas segala rasa cinta ini..
Maafkan atas segala rasa kagum ini..
Maafkan atas segala semua rasa yang tertuang..

Maaf pula
karena ADA-ku tak ada arti bagimu.
yang sempat singgah dihatimu........

Sampai Kapan?

sampai kapan kau terus begini?
sampai kau mati?
sampai cintaku rapauh?
sampai kasihku hilang?

tidak akan pernah....

rasa kasih dan cintaku ini
takkan pernah pudar....

camkan itu..........
setajam apapun duri yang kau tusukkan
dihatiku,,,
takkan pernah rapuhkan cinta ini.

dihatiku hanyalah namamu
senyummu
cintamu

tapi, aku tak tau
adakah seorang yang kau sayang
selain aku..........???

semoga aku dapatkan jawaban itu
meski kau takkan pernah katakan padaku.

terimakasih
untuk duri yang kau tusukkan berkali-kali
dihatiku.....


hati yang kau sakiti

Dari hati kecilmu (Takkan pernah kulupa)

Sanggupkah engkau bila suatu saat harus kehilangan orang yang kau sayang?
"TIDAK" jawabmu.
bisakah engkau merelakan orang yang kau cinta pergi meninggalkanmu?
"TIDAK<tidak jawabmu.=""></tidak>
kenapa tidak?? apa alasanmu?
"KARNA HIDUPKU TAK AKAN LENGKAP".
apa yang membuat hidupmu lengkap akan keberadaanya?
"SENYUMNYA" jawabmu.
senyum? benar yang kau katakan itu? hanya itukah? andai kekasihmu koma dan tak bisa tersenyum?
"AKU AKAN DIAM" jawabmu.
diam? adakah jawaban dibalik diammu itu?
"ADA, BERHARAP" jawabmu.
haruskah kau berharap hanya dengan diam? tak ada yang kau lakukan selain itu?
"AKU PUNYA KEBIASAAN BURUK, YAITU DIAM DALAM LUAPAN HARAP" jawabmu.
andai dya mati?? tetapkah kau akan diam selamanya?
"BISA JADI" jawabmu?
akankah kau tetap setia padanya, meski dya telah pergi??
"BISA" jawabmu.
dengan apa??
"DENGAN DO'A" jawabmu.
hanya dengan do'a? akankah kau mencari cinta lain selain dya, setelah ia tiada?
"TIDAK TAU" jawabmu.
andai semua itu terjadi padaku??????????????

lalu,,,,
kau tak pernah mau menjawab.
kenapa?
kenapa?

sudah menjadi jawaban yang tergaris bawah dalam hidupku.
bila ada kata "AKU" kau tak pernah mau menjawab.

benar?
kau mencintaiku hanya karna aku punya kebiasaan sakit?
benar?
kau menyanyangiku hanya karna menghargai aku?????????

aku yakin kau tak seperti itu.

kau mencintaiku apa adanya kan?
kau juga menyayangiku sepenuhnya kan?

aku hanya takut kehilanganmu untuk yang kesekian kalinya.
aku takut
aku takut
takut kau menduakanku, takut kau meninggalkanku.

takut engkau pergi selamanya dari hidupku.
bila kau benar2 sayang padaku.
aku yakin.....

kau takkan pernah bohong pada dirimu sendiri, juga padaku.
jangan pernah lakukan apa yang membuat kita menjauh dan saling berpaling.

lalu, akankah kau menangis, bila suatu saat aku tiada?????????
dan akankah kau merasa kehilangan dan merasa hidupmu tak lengkap tanpa aku??????
biar ku saksikan semua jawaban itu bila nanti aku tiada.
dan biarkan aku menangis di alam sana, melihatmu.

Selasa, 19 Juli 2011

Puisiku




Kau harus tahu




           



Kau harus tahu
            Cintamu ‘kan naik membumbung,
            tinggi menjulang bersama tingginyanya cintaku.
                       
            Kau harus tahu
            Namamu selalu di ujung tinggi sampai kapanpun

            Kau harus tahu
Namamu akan abadi di hatiku
Tak seorang pun termampu menghapusnya

Kau harus tahu
Takdir tlah memilih kita
Bersama selamanya.

Kau harus tahu.

                                                                                               























contoh Puisi (UM Surabaya Inspirasiku)

Rindu Bersamamu
‘’Ratu impianku, met bu2k ea . . . mimpi  indah’’
Yach , ,
Beberapa detik yang lalu, dia SMS aku
Bersolek rindu dengan bait-bait indahnya
Nasib hanya sebatas nafas dan rindu sejarak  angan.
Kalaupun aku harus kau jauhi, biarkan langit menangis
Telaga darah telah tercatat dalam jajaran sejarah , , ,
Kita masih punya lagu, di lembah percakapan hati
Tuhan hakikat yang unik, permainan segitiga misteri, melingkari
Aku, kau dan alam ini . . .

“Surabaya 2011”












Aku dan Kamu
Seperti hidupku, juga hidupmu
yang akan mendangkalkan dasar danau
Hingga air disana tak biru lagi
Lihatlah bulan menari di puncak bukit hatiku!
Lantas,
Mengapa kau selalu menjauh dariku???
Saat kusolekkan seribu warna , , ,dan
Menaburkan ornamen-ornamen kehidupan.
Lagu indah yang sempat kunyanyikan untukmu
Seakan tak mampu menyedapkan selera hidupmu, mengapa? Mengapa sayang??
Hari-hari terasa tak berarti lagi,, sebab
Puisi yang ku sangkutkan di pundak bulan,
telah hilang dibawa lari kawanan elang . . .
Adakah di antara kita saling bertanya, tentang suara dan arti kata??
Hati dan pikiran kita telah terbelenggu oleh kemunafikan
Dan tersesat di antara belantara . .
Seperti kelahiran alam, kita adalah waktu
Yang tersisa dari sebuah kata, yang terceruk dan bertanya
Setelah kita kehabisan suara, dan kehilangan makna . . .

“Surabaya 2011”





Aku Mencintaimu
Dari sabit kembali ke sabit semula, menyimpan makna kala purnama
Walau purnama hanya semalam …
Rinduku padamu terus berkepanjangan !!
Sepi dalam kisaran menyasar, membakar lewat celah.
Kubingkai rasa ini
Meski kau tak akan pernah lagi bercerita tentang cintamu
Biarkan waktu yang menunggu,,,
Sampai kau tau.
Bahwa “Aku Mencintaimu”

“Surabaya 2011”




















Berharap
Seuntai harapan kusematkan bersama hembusan nafas panjangmu
Terbias sepi kerena ronamu
Kumeronta,
Menahan tetes air mata kesunyian
Tapi, kau hanya diam
Melempar senyum kecut di balik selembar daun harapanku
Bukankah kau tahu?
Aku kerap mencuri tingkahmu.
Dan aku ukir di alam lamunanku.
Bukankah kau tahu?
Aku kerap bermimpi saat mata ini terbuka.
Takdir memilih gelap untuk menghapus mimpi itu.
Kau pun hilang,
lepas pandang,
 Dari pandangan.











Nona
Nona . . .
Ada senyum
Yang tak pernah hilang dari bibirmu
Ada  kasih yang tak pernah pudar di jiwamu
Ada banyak rasa yang tertata rapi di balik senyum itu
Tawa,
Derita,
Tangisan,
Dan pengorbanan.
Betapapun sangat berarti semua itu bagiku
Nona . . . .
kau lukiskan rona cinta dalam hidup ini
Menjadi pengobat duka lara saat aku gundah
Kau hiasi bibirmu dengan senyum dan tawa
Meski aku tak tau, hatimu sedang layu
Air matamu bening bak tetesan embun pagi
Senyummu cerah secerah sinar mentari
Nona . . . .
Betapa mulia hatimu







RESTUMU

Dosa......????????
ya,,, itu dosa.
            Salah......??????
            Tidak, kau tidak salah.
                        (Dosa tapi tak salah), Apa itu????
            Kini aku sadari
            Bebanku adalah dosa
            Turuti citaku adalah dosa
            Buatku tersenyum adalah dosa.
                        Kapan pahalanya......??????
                                    Ketika semua kering
                                    Mata air dan air mata
                                    Hingga semua pulang
                                    Kaku
                                    Dan membawa rasa malu.
            Terima kasih untukmu selalu.......









AKU INGIN JADI SEPERTINYA

Menjadi seperti yang ia inginkan

Sesalku.........
Aku tidak akan pernah memaafkan diri ini,
Atas semua yang telah aku lakukan.
Dosaku, salahku
Egoku, ambisiku
Malu-ku, ketidakpercayaanku
Dan hinaku.
                        Aku tidak akan pernah memafkan diri ini,
                        Atas apa yang telah aku perbuat.
                        Harapku dan citaku,
                        Impianku dan sedihku,
                        Tangisku dan keputusasaanku.
Tapi..........
Aku akan tetap bersandar pada semangatku
Yang aku tanam sejak kaumulai rapuh.
Namun, jalanku tak pernah bersih
Ada duri, ada paku
Yang lebih ironis ada kata sadis.
                        Maafkanlah aku, atas apa yang aku ucap.
                        Tapi mengapa kau hanya diam?
                        Pasrah tak kunjung harap.
Ingin rasanya aku berdiri sendiri
‘tuk maju
Tak mampu.       
Semua telah berakhir,,,,
Maafkan.






Macam Majas (Majid)

MACAM MAJAS

  PERBANDINGAN

  1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.
  2. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
  3. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan pengubung, seperti layaknya, bagaikan, dll.
  4. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata seperti layaknya, bagaikan, dll.
  1. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
  2. Sinestesia: Yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
  3. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis.
  4. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
  5. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
  6. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  7. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan diri.
  8. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
  9. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
  10. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati atau tidak bernyawa.
  11. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  12. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  13. Eufimisme: Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  14. Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  15. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  16. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  17. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  18. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
  19. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.
  20. Asosiasi: perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

 SINDIRAN

  1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
  2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar.
  3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
  4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
  5. Innuendo: Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

 PENEGASAN

  1. Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
  2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
  3. Repetisi: Perulangan kata, frase, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
  4. Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
  5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
  6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frase, atau klausa yang sejajar.
  7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
  8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
  9. Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan makna yang berlainan.
  10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
  11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
  12. Inversi: Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum subjeknya.
  13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
  14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal unsur tersebut seharusnya ada.
  15. Koreksio: Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat, kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
  16. Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
  17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
  18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur kalimat.
  19. Ekskalamasio: Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
  20. Enumerasio: Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
  21. Preterito: Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
  22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
  23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
  24. Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
  25. Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.

  PERTENTANGAN

  1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
  2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase.
  3. Antitesis: Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan yang lainnya.
  4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.
  5. Anakronisme: Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan waktunya.

contoh naskah drama versi jawa

AMIR DAN SITA DUDUK DI TENGAH KERAMAIAN KOTA. MEREKA SALING BERTATAPAN. KONSENTRASI MEREKA BUYAR KETIKA ADA SENTAKAN KAKI DARI BELAKANG, SITI TENTUNYA. KETIGANYA ASYIK MEMBAHAS TENTANG RENCANA SKRIPSI YANG SUDAH DEKAT.

AMIR                   : E,,,, yo opo judul skripsimu wes diterimo ta? (BERTANYA DENGAN WAJAH SEDIH)
SITI DAN SITA  : Wes yo.......... (MENJAWAB SEREMPAK)          
AMIR                   : Enak yow, skripsimu wes diterimo..... skipsiku dibalekne, mergane judule wes akeh   sing gawe, aku dikonkon gole’ judul maneh. (DENGAN EKSPRESI MELAS PUTUS ASA)
SITI                      : (TERTAWA TERBAHAK) Ha ha ha ha ha kapok kon...
SITA                     : Makane ojo males kuliah, akal-akalan njeplak skripsi sisan. (BERDIRI)
AMIR                   : Ea gak gitu rek,,,,, aku kan ewoh kerjo, makane skripsiku keteteran.
SITI                      : Hmmm,,, tetep ae awa’mu sing gak teppa’... le’ aku dadi awa’mu mending aku skripsi taun ngarep ae, sisan dadi mahasiswa abadi ha ha ha ha .(TERBAHAK DAN BERGAGAS PERGI)
AMIR                   : (MENUNDUKKAN KEPALA)
SITA                     : Sabar Mir,,, Siti pancene koyo’ ngono, gak usah dilebo’no ati.(SAMBIL MEMEGANG BAHU AMIR), Aku siap kok ngiwangi awa’mu, sing penting awa’mu semangat.
AMIR                   : Awa’mu kok apek to karo aku, gak koyo’ Siti.(DENGAN PERASAAN KAGUM), Siti kan kembaranmu?
SITA                     : Moso’ wong kembar kudu dhuwe sifat podo?(TERSENYUM BANGGA)
AMIR                   : Yo ga’ ngunu lah TA . . . biasane kan wong kembar mesti podho.(TERSENYUM)
SITA                     : ha ha ha ha iso ae kon Mir......
AMIR                   : Trus saiki awa’mu kabeh  ga’ ono’ kuliyah tah??(BERTANYA KEPADA SITA)
SITA                     : Hmmm,,,, ga’ ono’ lah Mir . . . lek da kuliyah lapo awa’e dewe nongkrong nang kene.
AMIR                   : O ,,,, yo wes aku tak balik nang kampus, soale saiki ono’ kuliyah.(SAMBIL MEMBAWA TAS, DAN PERGI)
                             
KEESOKAN HARINYA, AMIR BERTEMU SITA DAN SITI LAGI DI KANTIN KAMPUS, AMIR DUDUK DENGAN WAJAH SEDIH.
SITA                     : Mir... lapo awakmu  ko’ sedeh??(SAMBIL MENEPUK BAHU AMIR)
SITI                      : Alaahhhh,,,,, masalah skripsi lagi yo?? Ojo terlalu dipikirin.... melo’ tahun depan ae, kan masih ono akeh waktu.(SAMBIL MEMAKAN CAMILAN)
AMIR                   : (MENATAP SITA & SITI SEAKAN IRI) ena’e dewe, aku dikongkon melo’ tahun ngarep.
SITA                     : Yowes, ayok tak ewangi golek judul maneh saiki.
AMIR                   : Yuk, , , , (SAMBIL TERSENYUM LEGA)
SITI                      : Eadah, tak ewangi golek pisan.yukkk.. .
AKHIRNYA SITA & SITI MEMBANTU MENCARIKAN JUDUL SKRIPSI AMIR, DAN MEMBANTU MENYELESAIKANNYA.
DUA MINGGU SETELAH SKRIPSI AMIR SELESAI.
SITA                     : Mir,,, yo opo perasaanmu, skripsimu wes mari??
AMIR                   : Alhamdulillah , , , akhirnya aku tenang.(DENGAN WAJAH BERKACA-KACA)
SITA & SITI        : Alhamdulillah . . awa’ dewe melok seneng.     
AMIR                   : Oya... ke kantin yuk, tak traktir makan, soale awa’mu kabeh wes bantu aku garap skripsi.
SITA & SITI        : Yuk, suwun ea Mir,,,,
AMIR                   : Lha, aku seng matur suwun, kan awa’mu seng golekno judul skripsiku.
SITI                      : Aahhh... wes wes, ketimbang saling matur suwun, ayo pesen makan.
AKHIRNYA, MEREKA MAKAN BERSAMA DI KANTIN, SALING BERCANDA DAN BERGEMBIRA MERAYAKAN HASIL SKRIPSINYA.


                                                                                                         By : ABD. MAJID TAMUM.
                                                                                   

Contoh Naskah Drama Sederhana

CINTA DI UFUK SANA
Oleh : M Dhuro
DENGAN PARA PEMAIN :
JIMMY           : Pemuda tampan yang hidup sederhana, Ia berjiwa besar dan tak kenal putus asa, serta memiliki tanggung jawab yang tinggi.
JESSICA         : Perempuan cantik dan anggun , yang hidupnya serba mewah, namun ia tak pernah bisa merasakan manisnya cinta, sebab cintanya tak pernah mendapat restu orang tuanya.
DENGAN SEBUAH PROLOG :
DI MALAM YANG SUNYI, TERLIHAT DUA INSAN DUDUK, BERGENGGEMAN TANGAN DAN SALING MELEMPAR SENYUM. KEDUANYA SALING MENYIRATKAN BAHWA CINTA DI ANTARA MEREKA TAK AKAN LEKANG OLEH WAKTU DAN OLEH KEKOLOTAN ORANG TUA MEREKA. SINAR BULAN, SEMILIR ANGIN, DAN SEMERBAK WANGI BUNGA MELENGKAPI KEHARMONISAN KEDUANYA DI TAMAN ITU. JANJI DAN TANGIS TERUS MEREKA DERUKAN DI SEPANJANG MALAM.

JESSICA         : Jim, tau gak kamu, apa yang aku fikirkan sekarang? (SERAYA MENGGENGGAM ERAT TANGAN JIMMY)
JIMMY           : (MATA JIMMY BERKACA, MELETAKKAN KEPALA JESSICA DI BAHUNYA) Apa sayang?
JESSICA         : Aku berfikir mengapa kamu masih mempertahankan aku, sedangkan kamu tahu sendiri bagaimana keluargaku memandang hidupmu. Mereka udah menghinamu. (TERISAK DAN MELEPASKAN GENGGAMAN TANGANNYA DAN MULAI MEMELUK)
JIMMY           : Udahlah sayang, jangan kamu fikirkan itu. Biarkan semua mengalir, aku yakin suatu saat nanti mereka akan mengerti betapa cinta bisa mengalahkan status sosial. (MENCIUM KENING JESSICA) Kamu tau apa yang aku fikirkan malam ini? (MENATAP KE LANGIT DENGAN SENYUM TIPIS)
JESSICA         : Apa......? jangan –jangan kamu juga berfikiran sama kayak aku. (MENGHENTIKAN TANGISAN, DENGAN NADA AGAK MANJA)
JIMMY           : Aku befikir, Tuhan maha Kuasa. Dia sudah menciptakan bulan yang begitu indah. (MEMANDANG BULAN DENGAN PENUH KAGUM) Seandainya aku di beri ijin untuk menamai bulan itu, akan aku beri nama seperti namamu.
JESSICA         : (TERSENYUM BAHAGIA, MELEPASKAN PELUKANNYA DAN MEMANDANG JIMMY DENGAN DALAM-DALAM) Aku mencintaimu Jim........... kemarin, sekarang, dan selamanya.
JIMMY           : Terima kasih sayang, aku pun juga sama. Mencintai kamu untuk selamanya. (DENGAN PENUH HARAP DAN SAMBIL MEMEGANG KEDUA BAHU JESSICA)
JESSICA         : (BERANJAK DARI DUDUKNYA, DAN MENGHAPUS AIR MATANYA) Aku benci Ayah Ibuku,,, aku benci mereka. (MARAH DAN TERIAK )
JIMMY           : Husssshhhhhhhhhh.......... kamu jangan ngomong gitu...!!!!! (BERDIRI,MENCOBA MENENANGKAN JESSICA)
JESSICA         : Ta......
JIMMY           : Tapi apa,,,,(MENYELA ) Kamu fikir dengan marahmu, akan menjadikan semua berubah?, tidak, tidak sayang. Kita harus kuat, dan terus berusaha dengan kepala dingin. Mereka sayang padamu. (MEMEGANG PIPI JESSICA)
JESSICA         : Tapi aku udah gak kuat menghadapi semua ini, aku udah capek. Gak tau kenapa aku merasa kita tidak akan jodoh. Mereka terlalu benci padamu,,, aku benar-benar bingung,,,,aku mencintaimu Jim...... aku gak mau pisah denganmu. (MEMEGANG TANGAN JIMMY YANG MENEMPEL DI PIPINYA DAN MENCIUMNYA)
JIMMY           : Semua akan baik-baik saja sayang, percaya padaku (PENUH KEYAKINAN DAN MENJATUHKAN TUBUH JESSICA KE PELUKANNYA)

KEDUANYA SALING MENGERATKAN PELUKAN. DALAM INTAIAN SINAR BULAN DAN BINTANG YANG SEDARI TADI MENYAKSIKAN MEREKA DARI KEJAUHAN LANGIT SANA.SEAKAN DUNIA MILIK MEREKA BERDUA.
JESSICA         : Sayang...aku,kamu,alam,dan seluruh ciptaan-Nya kini sudah tau tentang semua yang ada dalam hati dan jiwa kita,aku mencintaimu,kaupun juga demikian.
JIMMY                       : Terus?????
JESSICA         : Ya......aku ingin,tak hanya detik ini saja kita saling terbuka dan mengikat janji ini.(SAMBIL MENATAP MATA JIMMY SEAKAN KEYAKINAN YANG JIMMY BERIKAN TAK PERNAH MELEKAT DIHATI JESSICA)
JIMMY           : Iya sayang.... aku paham maksudmu, apa perlu kita buktikan sekarang pada orang tuamu, kalo’ kita sudah saling mengikat janji??
JESSICA         : Aku kan sudah bilang dari awal kalo’ mereka sangat membencimu ji......... (JESSICA MEMBENTAK PELAN DENGAN MEMEGANG KEDUA TANGANNYA DAN MENYANDARKAN DI DADANYA) kamu mau aku menangis lagi hanya karna selalu mendengar cemoohan mereka terhadapmu??? Bosan aku bertengkar dengan mereka,,, sakit hati ini dengan semua kata-kata mereka yang tak pernah menghargaimu ji.......
JIMMY           : Sudahlah sayang.... (MEMELUK JESSICA DAN MENGHENTIKAN PEMBICARAANNYA)

KINI, MEREKA PUN DIAM, HENINGNYA SUASANA MEMBUAT MEREKA TENANG TANPA KATA, SUNYI, SENYAP, HANYA NYANYIAN JANGKRIK MALAM YANG TERUS BERNYANYI  MENGIRINGI PEMANDANGAN MALAM MEREKA .
(JIMMYI MENGISI KEHENINGAN ITU KEMBALI, DAN BERHARAP BISA MEMBUAT JESSICA TERSENYUM LAGI)
JIMMY           : Sayang,, Coba lihat kesana (MENUNJUK BULAN DAN BINTANG DIKEJAUHAN LANGIT, JESSICA TERSENYUM)
JESSICA         : Indah ya??? (JESSICA MELIHAT KE LANGIT)
JIMMY           : Iya,  mereka ikut tersenyum melihatmu ceria lagi, senyum donk.........(JESSICA  PUN TERSENYUM)

JESSICA         :  Aahhhh... sayang,,, gombal amat siihhhh...............................
JIMMY           : Nggak ko’ sayang.... beneran,,, aku pun juga sangat senang melihat senyummu kembali menyapa kerinduanku yang lama tak jumpa dengan ceriamu.
JESSICA         : Waahhhh.... so sweet banget.... makasih ya sayang,,,, (JESSICA TERSENYUM MANJA)
JIMMY                                   : Iya,sama-sama...........

KEESOKAN HARINYA,JESSICA DUDUK SENDIRI DI TAMAN,KEMUDIAN HANDPHONE JESSICA BERDERING, JESSICA PUN MENJAWABNYA.
JESSICA         : Halooo....... (JIMMY PUN MERESPONT DARI SEBRANG SANA)
JIMMY                                   : Haloo sayang... lagi apa???
JESSICA         : Nggak lagi ngapa-ngapain, sayang lagi apa???(JESSICA KEMBALI BERTANYA)
JIMMY                                   : Lagi mikirin kamu sayang......
JESSICA         : Hah...Mikirin aku??? Ga’ da kerjaan lain tah sayang??(TERSENYUM)
JIMMY                       : Aku bingung say....
JESSICA         : Bingung?? Ga’ usah bingung sayang. Aku selalu di hatimu ko’....
JIMMY                       : Eadah.. makasih sayang.. Emmmuuacchh .....
JESSICA         : Emmmmmuuacchh..... da sayang,,,
TELPHON DITUTUP, JIMMY PUN BINGUNG DENGAN CARA APA IA HARUS MEYAKINKAN JESSICA, AGAR JESSIKA TAK BANYAK BERHARAP, PADA SETITIK CINTA YANG TAKKAN PERNAH MENDAPAT RESTU ORANG TUANYA. AKHIRNYAPUN JIMMY BERTEKAD MENDATANGI RUMAH JESSICA DAN MENEMUI ORANG TUANYA, NAMUN YANG IA DAPAT HANYALAH CACIAN DAN CEMOOHAN ORANG TUA JESSICA. JIMMY PUN PULANG TANPA RESTU MEREKA. IA MENYERAH, KARNA SELAMANYA CINTA ITU TAKKAN PERNAH ADA TANPA RESTUNYA. AKHIRNYA SEMUA BERAKHIR DENGAN TANGIS DAN KEPEDIHAN.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA ARTIKEL (KARANGAN EKSPOSISI) MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
            Kemampuan berbahasa dalam mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial;
(5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan membanggakan sastra indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia indonesia (Sic).

         Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca  erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat hubungan dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan, 1986:10). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Kemudian, Crimmon (dalam Kurniawan 2006:122) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat.

 1.2 Identifikasi Masalah
1)     Rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibat rendahnya minat baca;
2)     kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf;
3)     kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa; serta
4)     ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif.

1.2  Rumusan Masalah
         Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa dalam (artikel) karangan eksposisi salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya yang ditulis di papan informasi?

1.3  Tujuan Analisis
Untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan berbahasa dalam (artikel) karangan eksposisi salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya yang ditulis di papan informasi.

1.4  Kegunaan Analisis
Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari upaya pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia yang mewajibkan penuturnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Penelitian ini juga menjadi pengetahuan, khususnya bagi peneliti, siswa, guru, dan masyarakat umum.
BAB II..
LANDASAN TEORETIS


2.1 Pengertian Karangan
Karangan merupakan hasil akhir dari pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu (Finoza, 2004:192). Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain (Syafie’ie, 1988:78). Selanjutnya, menurut Tarigan (1986:21), menulis atau mengarang adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca.
Semua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya, segala ide, pikiran, dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang terpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat memahami apa yang dikomunikasikan penulis.
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Menurut Syafie’ie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara tertulis (Semi, 2003:4)
Jadi, sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam kegiatan menulis, yaitu (1) penguasaan bahasa tulis yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi: kosakata, diksi, struktur kalimat, paragraf, ejaan, dan sebagainya; (2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan (3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.
Bahasa merupakan sarana komunikasi. Penulis harus menguasai bahasa yang digunakan untuk menulis. Jika dia menulis dalam bahasa Indonesia, dia harus menguasai bahasa Indonesia dan mampu menggunakannya dengan baik dan benar. Menguasai bahasa Indonesia berarti  mengetahui dan dapat menggunakan kaidah-kaidah tata bahasa Indonesia, serta mengetahui dan dapat menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Ia juga harus mampu menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku, yaitu ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (Syafie’ie, 1988:46).
Mengacu pada pendapat di atas, menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan (membahasatuliskan dari bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca. Seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis, jika tujuan penulisannya sama dengan yang dipahami oleh pembaca.

2.2 Tujuan Mengarang
Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan (Semi, 2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52),  tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)     mengubah keyakinan pembaca;
2)     menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca;
3)     merangsang proses berpikir pembaca;
4)     menyenangkan atau menghibur pembaca;
5)     memberitahu pembaca; dan
6)     memotivasi pembaca.

Selain  itu, Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25)  mengkalasifikasikan tujuan penulisan, antara lain tujuan penugasan (assingnment purpose), tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi (persuasive purpose), tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-expressive purpose), tujuan kreatif (creative purpose), dan tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose).
Tujuan-tujuan  penulisan tersebut kadang-kadang berdiri sendiri secara terpisah, tetapi sering pula tujuan ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari dua atau lebih tujuan yang menyatu dalam suatu tulisan. Oleh karena itu, tugas seorang penulis tidak hanya memilih topik pembicaraan yang sesuai atau serasi, tetapi juga harus menentukan tujuan yang jelas. Penentuan tujuan menulis sangat erat hubungannya dengan bentuk atau jenis-jenis tulisan atau karangan.

2.3  Jenis- Jenis Karangan
Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis. Menurut  Syafie’ie (1988:41), tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu.  Banyak aspek bahasa lisan seperti nada, tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan. Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu. Betuk-bentuk tersebut, seperti  dikemukakan oleh Semi (2003:29) bahwa secara umum karangan dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu narasi, ekposisisi, deskripsi, dan argumentasi. Namun penganalisis kali ini lebih menekankan pada bahasan karangan eksposisi.

2.3.1 Karangan Eksposisi

Kata ekposisi dipungut dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa latin yang berarti membuka atau memulai (Finoza, 2004:204). Menurut Widyamartaya (1992:9-10), ekposisi bertujuan menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan maksud untuk memberitahu atau menerangkan sesuatu seperti masalah, mafaat, jenis, proses, rencana, atau langkah-langkah. Jadi, ekposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Menurut Semi (2003:35), bila suatu tulisan yang berupa ekposisi berkecenderungan untuk lebih menekankan pembuktian dari suatu proses penalaran, mempengaruhi pembaca dengan data yang lengkap, berkeinginan mengubah pandangan pembaca agar menerima pendapat penulis, tulisan ekposisi itu secara lebih khusus disebut argumentasi. Bila tulisan ekposisis berkecenderungan untuk menonjolkan perincian atau detail sehingga seolah-olah lengkap bagaikan foto keadaan yang dijelaskan itu sehingga mampu menggugah perasaan pembaca sehingga pembaca bagaikan diajak menyaksikan sendiri peristiwa itu, dan tulisan itu lebih banyak menggunakan susunan ruang, tulisan ekposisi tersebut secara lebih khusus dinamakan deskipsi. Dengan demikian, secara garis besar hanya ada dua jenis tulisan, yaitu narasi ada ekposisi, ekposisis dapat pula membentuk diri menjadi argumentasi atau deskripsi.

Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya ciri-ciri narasi sama dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh deskripsi dan argumentasi. Adapun ciri-ciri karangan ekposisi menurut  Semi (2003:37), yaitu (1) berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan; (2) menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; (3) disampaikan dengan lugas dengan bahasa baku; dan (4) menggunakan dengan nada netral, tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
Adapun ciri-ciri karangan ekposisi menurut Keraf (1982:4-5), yaitu (a) ekposisi hanya berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu pokok persoalan, (b) keputusan suatu ekposisi diserahkan kepada pembaca, (c) gaya cerita ekposisi lebih cenderung berisi informatif, dan (d) fakta  yang dipakai dalam suatu ekposisi hanya sebagai alat kontrasasi, yaitu rumusan kaidah yang dibuat itu lebih konkret.

Bedasarkan ciri tersebut karangan ekposisi hanya berusaha menyampaikan sesuatu pemberitahuan, pengetahuan tanpa mempegaruhi minat dan sikap pembaca, Pembaca diberi kesempatan untuk menerima, memutuskan atau menolak tentang sesuatu yang diuraikan penulis. Gaya penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis juga memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang sesuatu yang dimaksudkan dari gagasan tersebut.
Pemberian informasi penjelasan melalui karangan ekposisi hanya bersifat menguraikan dan memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan merupakan suatu pembuktian. Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dan emosional. Penulis hanya menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-kata yang menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung bermakna denotatif.
Karangan ekposisi berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik. Tujuan utama karangan ini adalah memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk mencapai tujuan yang  diharapkan, pola pengembangan karangan ekposisi biasanya dikembangkan dengan susunan logis dengan pola pengembangan gagasan seperti definitif, klasifikasi, ilustrasi, perbandingan dan pertentangan, dan analisis fungsional (Semi, 2003:37). Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Jenis karangan ekposisi dapat berupa kisah perjalanan, pemaparan suatu peristiwa atau kejadian, bentuk struktur dan tugas organisasi atau laporan kegiatan. Untuk memperjelas uraian, karangan ini dapat dilengkapi dengan grafik atau gambar.






BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Contoh Tulisan yang dijadikan obejek analisis
Lembah-lembah IMM
Oleh: Ahmad Hariri
Ketua Umum IMM Komisariat Hukum
Universitas Muhammadiyah Surabaya
IMM yang berupakan gerakan eksponen dari muhammadiyah sudah sejatinya memberikan sumbangsih terhadap perkembangan serta kondisi yang terjadi di lingkungan kampus bahkan , tidak dapat menutup kemungkinan, keluar dapat (delimit) yang termanivestasi dalam ghirah islamiah, Yaitu gerakan muhammadiyah.
Pada perkembangannya torehan dedikasi terhadap agama dan Negara tidak perlu di sangsikan lagi, mulai dari awal berdirinya hingga tulisan ini di publikasikan gerakan ini masih eksis di kancah local maupun nasional (meski gaungnya kurang kentara), bahkan merambah pada limitas manca Negara (tapi masih diragukan).

Kalau kita kembali mengingat background berdirinya IMM sangatlah cukup membanggakan kita sebagai kader muhammadiyah khususnya mahasiswa yang berideologi gerakan muhammadiyah, pasalnya, pada saat itu mahasiswa muhammadiyah tidak memiliki wadah tersendiri yang berorientasi pada gerakan. Sehingga kader-kader muhammadiyah tadi bergabung dengan HMI. Bisa dikatakan orientasi gerakan tersebut kurang kompatable dengan kemuhammadiyahan, dengan adanya kesadaran inilah para founding father IMM mulai memikirkan suatu gerakan khsus kader muhammadiyah agar mahasiswa muhammadiyah terakomodasi dengan maksimal, serta klop dengan ideology gerakan muhammadiyah.


3.2 Deskripsi Singkat Kesalahan Berbahasa
Pada alenia pertama kata muhammadiyah seharusnya kapitalisasi, karena menurut EYD (Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nagara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Kata Muhammadiyah yang dimaksud penulis adalah nama lembaga atau organisasi Islam yang ada di Indonesia. Masih pada alenia pertama, kata ghirah seharusnya ditulis dengan huruf miring, kerena menurut EYD pemakaian huruf miring digunakan pada ungkapan ilmiah atau ungkapan asing. Kata ghiran yang dmaksud penulis, adalah kata dari bahasa arab yang artnya semangat.
Pada alenia kedua, penulisan di sangsikan dan di publikasikan, seharusnya tidak demikian melainkan penulisannya harus digabung atau dirangkai, karena kata di yang dimaksud penulis bukanah kata depan tetapi kata turunan atau imbuhan, jadi penulisanya harus serangkai dengan yang mengikutinya. Begitupun dengan kata manca Negara seharusnya juga dirangkai.
Pada alenia ketiga, banyak terdapat pengulangan subjek jadi kalimatnya menjadi kurang efektif. Padahal satu dari beberapa syarat kalimat efektif adalah meninggalkan pengulangan subjek. Dalam hal ini penulis sering mengulang kata muhammadiya. Kata background dan founding father seharusnya ditulis dengan huruf miring.
Selain kesalahan di atas ada beberapa kesalahan yang sangat substantive sehubungan dengan pembahasan dari bab sebelumnya. Yaitu cara penyusunan kaliamat dangan pola ekspossisi. Penulis bermaksud memaparkan dengan eksposisi akan tetapi karangan tersebut lebih mendekati karangan argumentasi karena lebih menekankan subjektifitas penulis.














BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibicarakan pada bab III di atas, dapat disimpulkan bahwa mengarang eksposisi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya kurang begitu baik. Hal ini dilihat melalui hasil analisis yang meliputi aspek substansi dan aspek kebahasaan. Pada aspek substasi, kesalahan yang dominan adalah aspek menyusun kronologis. Adapun aspek kemampuan menggunakan bahasa, mahasiswa yang bersangkutan  belum mampu menggunakan ejaan secara benar, menggunakan diksi secara tepat, menata kalimat dengan efektif, dan menyusun paragraf  dengan baik.

4.2 Saran
Kemampuan mengarang eksposisi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya belum maksimal. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mendapatkan pembelajaran yang intensif dalam pembelajaran menulis. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pembelajaran menulis. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti
1)     meningkatkan tingkat penguasaan kosa kata dengan banyak baca;
2)     menguasai keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penataan  kalimat dengan struktur yang benar, dan penggunaan paragraf yang baik;
3)     menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan mahasiswa; serta
4)     menggunakan media pembelajaran menulis yang efektif.
 
Copyright Majid T Dhuro © 2010 - All right reserved - Using Abdul Majid Tamum
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.